Monday 21 September 2015

secuil kisah mahasiswa teknik sipil


 sebelumya gue harus bercerita lebih dahulu apa itu teknik sipil. Teknik Sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, mambangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. (Keren gak tuh teknik sipil ) dan gue adalah bagian dari jurusan ini hehe. gue adalah mahasiswa teknik sipil di salah satu kampus swasta di jakarta. sampai tulisan ini di buat gue telah melewati beberapa semester di jurusan ini.


banyak yang bilang kuliah di jurusan ini tuh neraka. mereka yang nganggep kalo mereka itu salah jurusan dan setelah gue pahami mungkin ini alasan alasannya,

pertama ya jelas teknik sipil minim cewek mungkin bagi sebagian orang salah satu penyemangat untuk kuliah itu adalah adanya cewek-cewek yang enak diliat. di teknik sipil bukan ga ada cewenya ada tapi jarang banget hehehehe Kalian tau apa cita-cita terpendam mahasiswa teknik sipil? Ya bener Kuliah dijurusan Ekonomi, iya cita-cita kami sangat cetek!
Jadi kalo kalian melihat cowok jalan berpegangan tangan, itu belum tentu homo, jangan-jangan mereka mahasiswa teknik sipil, maklumilah mereka.

yang kedua takut sama matematika dan fisika untuk alasan pertama kita bisa aja anulir itu sebagi sebuah masalah besar. tapi kalo hal yang satu ini lo alamin berarti fix.. teknik sipil adalah neraka buat lo hehe

ketiga pasti aja tugasnya. Sumpah kalo udah mau ujian teknik sipil itu kayaknya kuliahnya 24 jam, 6 jam di kampus, 20 jam dirumah apalagi bagi gue mahasiswa karyawan mungkin bisa sambil ngitung kerjaan masih harus diselingin sama itungan rumus rumus tugas kuliah hehe apalagi kalo udah bahas analisa struktur mungkin dosennya bakal ngasih soal yang hanya tiga baris, tapi jawabannya bisa setebal novel Ayat-ayat Cinta. hahaha sampe sampe belom lama ini ada makhluk dari sipil bikin status di bbm gini 
"semoga deretan angka angka tak mengusik indahnya senja"




ini alasan yang paling pamungkas men haha jomblo. Yup, ini dia penderitaan diatas penderitaan, udah populasi cewek di kampus sipil minim, diluar jurusan yang lain juga susah, kenapa bisa? Karena rata-rata cowok Sipil itu gak romantis, kurang rasa humor kalo ke cewe (kecuali gue tentunya) mungkin cuma di jurusan ini kelak nanti kalo wisuda udah mirip mirip sama ambil rapot soalnya cuma bareng sama ORTU *eeehhh hehe


tapi jangan khawatir buat lo yang mau masuk teknik sipil atau cewe yang punya cowo atau mau jadian sama anak sipil dan kebetulan baca postingan gue. ini dia hal yang bakal lo dapetin kalo kuliah maupun punya pasangan di jurusan ini


Waktu Kuliah, Anak Teknik Boleh Kelihatan Kumal dan Kucel. Tapi Habis Lulus Nanti… Jaminan Mapan!

penampilan anak Sipil semasa kuliah itu kalah kece dibandingkan mahasiswa Komunikasi atau Akuntansi. Tapi jangan salah, setelah lulus kuliah, anak Fakultas Teknik punya kesempatan untuk lebih mudah dapat pekerjaan yang bergaji besar.
Kebutuhan kerja bagi lulusan Teknik sipil memang selalu tinggi dari waktu ke waktu. Sudah bukan jadi hal yang asing buat mahasiwa Sipil untuk langsung bekerja setelah lulus. Kadang bukan mereka yang harus ribet cari kerja. Di universitas dengan Fakultas Teknik ternama, perusahaan bahkan membuat career day sendiri untuk menjaring para lulusan terbaik. Bukan cuma di perusahaan dalam negeri, gak jarang kita juga bisa diterima di perusahaan luar negeri yang dibayarnya pakai satuan dolar. Mau dapat pasangan yang bisa membangun kehidupan mapan tidak lama setelah lulus? Ya cuma sama anak teknik kalian bisa menggantungkan harapan! Loh kok promsi hehe

Belajar Di Fakultas Teknik Membentuk kita Jadi Orang Dengan Solidaritas Tinggi

Anak Teknik sipil identik dengan solidaritas nya Maka nggak heran, kalo hingga lulus dan bekerja pun ikatan sesama anak Teknik sipil dari universitas yang sama akan terjalin dengan erat.
Solidaritas yang besar ini juga ikut terbawa sampai dalam hubungan dengan teman yang sama-sama berjuang sebagai mahasiswa teknik. kalo sama teman aja anak sipil loyal, bisa bayangin dong betapa loyalnya gue eh anak sipil pada pasangan?

dan yang cukup penting adalah kenyataan bahwa anak teknik sipil adalah pekerja keras yang tetap punya waktu buat menggiati hobinya ini sikap idealis yang langka ga percaya? liat aja temen gue yang pertama ada di tulisan gue http://qsputraahmad.blogspot.co.id/2015/09/tentang-bagaimana-perjalanan-merubahmu.html dia dan gue tentunya adalah sosok idealis yang masih bisa travelling kemana pun di sela sela kesibukan. Pendidikan di Teknik sipil yang padat dan keras ditambah lagi pekerjaan kita masing masing tidak ayal membuat anak-anak Teknik sipil kehilangan banyak waktu untuk bersenang-senang. Namun, inilah uniknya anak Teknik sipil Sesibuk dan sepadat apapun jadwal kuliah, mereka tetap punya waktu untuk menggiati hobi demi menjaga kewarasan diri.


terlepas dari itu semua teknik sipil adalah jurusan yang gua pilih dan lama kelamaan semakin membuat gue jatuh cinta entah apapun itu gue mulai suka dengan yang namanya itung itungan.dan segala hal yang sejenis dengan itu bagi gue untuk terjun ke sebuah bidang yang dibutuhkan bukan pinter tapi niat dan pantang menyerah mengupayakan segalanya buat semua mahasiswa teknik sipil gue cuma mau bilang berbanggalah karena kita adalah tonggak pembangunan negeri ini haha di tangan kitalah kedepannya nanti negeri ini menggantungkan pembangunannya teruslah berkarya..













kamu..

Apa yang telah terjadi sampai hari ini tak pernah kurencanakan. Tiba-tiba saja waktu mempertemukan kita. aku yang mencoba membuat kita sepakat untuk menjalin hati. Menumbuhkan perasaan. belajar satu sama lain. Aku berusaha memahami sifatmu yang masih asing untukku. dengan senang hati mencoba menerima duniamu. Hal yang barangkali jarang atau belum pernah aku temui sama sekali. Kita dua orang yang tak sehobi. Aku manusia yang tidak begitu suka dengan keramaian, manusia yang selalu merayakan pencapaian kecil di hidupnya di tempat tempat indah . Jika pun ingin menikmati waktu denganmu, aku lebih suka menghabiskan waktu berdua saja. Menikmati angin yang bertiup lembut. Atau menatap senja di ujung bukit yang tak begitu ramai. Sementara kamu lebih suka hal sebaliknya. Kamu suka hal-hal yang heboh, sesuatu yang meriah. Kamu suka tempat-tempat yang tidak membuatku nyaman sebelumnya.

Beberapa kali kita harus belajar keras saling memahami. Kamu belum paham duniaku. Aku juga tak begitu paham duniamu. Kita sempat berdebat hal-hal yang sebenarnya tak perlu kita debatkan. Tapi yang aku suka darimu, kamu mau belajar tenang. Meski kita belum menemukan pemahaman yang sama. aku sempat berharap Kamu mau belajar menerima duniaku. karena Itu alasan yang membuatku juga ingin belajar memahami duniamu. Hal-hal yang tak pernah kulalui sebelumnya. Meski pada akhirnya, aku menyadari satu hal penting untuk ku. Waktu telah menautkan hati ku. Hal yang aku harap esok akan kita jalani bukan tentang memahami duniaku saja, atau duniamu saja. Namun, kita harus belajar menciptakan dunia yang baru. Dunia kita.

Sebagai orang yang menekuni kegiatan hitung-menghitung bangunan dan bepergian sejak beberapa tahun lalu. Aku pernah berkeinginan menjatuhkan hati dengan dia yang sehobi denganku. Namun, Semesta seolah menuntun hati ini kepadamu. Bukan orang yang berkegiatan menekuni hitung-hitungan ataupun bepergian. Kamu malah menekuni kegiatan masak-memasak. Ya, kamu suka memasak untuk orang-orang. di hari itu kamu pernah berkata kepadaku. Memasak membuatmu merasa bahagia. Sama seperti aku. bepergian membuatku tidak menjadi orang gila. Sejak hari itu aku mengerti satu hal lagi. Terkadang, kita tidak butuh orang yang paham dunia kita. Orang yang sekegiatan dengan kita. Yang kita butuhkan hanyalah orang yang mau menerima dunia kita. Yang mau sama-sama belajar saling memahami. Meski sebelumnya tidak tahu apa pun satu sama lain.

Kini aku telah sepakat dengan hati untuk tetap memperjuangkan apa yang sudah hati ini pilih. Meski beberapa kali tetap berdebat untuk hal-hal yang belum sepenuhnya aku pahami. Tak mengapa, itu wajar saja. Selama aku percaya satu hal. Sehebat apa pun kita berdebat, percayalah, rasa sayang yang aku punya jauh lebih besar dari itu. bantu aku untuk meyakinkan fikiran ini kalau kita akan tetap tumbuh sebanyak apapun perdebatan yang ada. Dulu, aku pernah membayangkan hidup dengan seseorang yang sama-sama cinta menghitung atau bepergian. Namun kini, aku selalu membayangkan, kelak saat aku bepergian ataupun menghitung. Ada seseorang yang menyediakan makanan untukku. Dan orang itu adalah kamu..

Thursday 17 September 2015

tentang bagaimana perjalanan merubahmu

ini adalah kisah kami manusia yang sedang memperjuangkan mimpinya masing masing yang selalu sibuk dengan rutinitas yang ada. kami yang selalu menyisihkan waktunya untuk mengunjungi tempat indah sebut saja kami 'penikmat alam'. dan tentang kami yang selalu berproses mencoba menikmati segalanya dari sudut yang kami yakini tapi cerita ini adalah tentang bagaimana perjalanan merobohkan semua keyakinan gue yang dulu pernah gue yakini.


inilah kami


manusia yang sedang memperjuangkan mimpinya hari demi hari. segalanya telah berlalu dan kita masih terus bareng bareng sampai saat ini. ribuan kali mungkin mentari kembali di peraduannya entah perjalanan mana yang mungkin bagi kalian berkesan tapi bagi gue semua yang kita lalui punya kesannya masing masing. 


dan ini adalah sang penulis A.K.A gue. manusia keras kepala mau menang sendiri dan ga punya toleransi. inilah realitanya dulu gue berfikir kalau segalanya yang menurut gue benar adalah harga mati tanpa ada toleransi, sampai manusia manusia ini dateng ngacak ngacak hidup gue dan mulai ngerubah mindset gue.


inilah manusia yang paling berperan dalam kisah kali ini seseorang yang menghadirkan pola fikir yang 180 derajat berbeda dari apa yang gue fikir manusia dengan idealismenya tapi penuh dengan toleransi awalnya gue fikir hal yang dia lakuin itu bodoh, bodoh banget sampai saat dia coba buat ngasih tau gua lewat hal yang ga pernah gua fikir sebelumnya, ya sebuah perjalanan sadar atau ngga yang dia lakukin sukses bikin gue berfikir kalo ternyata diluar sana masih ada manusia dan kopi yang sama hangat nya, tanpa pernah bicara orang ini bisa bikin gue yang individual mulai peduli sama orang lain. 



ini manusia ketiga yang hadir dalam cerita kali ini manusia yang memang gajelas yang hadir di hidup dan perjalanan perjalanan gue, manusia yang penuh dengan kritikan a.k.a hinaan hehehehe orang ini adalah penghibur yang luar biasa manusia dengan prinsip nya sendiri dan ketekunannya mungkin banyak yang bilang doi agak bodoh tapi bagi gue ketekunannya adalah hal yang paling penting. orang ini adalah jomblo akut yang bentar lagi bakal punya tambatan hati. hahaha orang yang sampai sekarang gue gatau visi hidup nya hehe yang gua tau saat ketemu dia adalah saat bergurau yang paling klimaks mungkin gue berfikir punya temen ga harus terus bicara hal yang dewasa dan orang ini adalah obat ketawa paling mujarab dia mungkin ga pinter ataupun penuh toleransi tapi bareng dia bikin segala hal bisa dibuat menjadi komedi








perjalanan sebuah kata yang dulu sangat asing di telinga gue dan sekarang menjelma menjadi cukup sakral mungkin ada beberapa orang yang telah melakukan perjalanan dan doi kembali tanpa ada kesan. bagi doi ini cuma edisi jalan jalan bareng keluarga. mereka masih bertingkah layaknya bocah melakukan segalanya semau mereka tapi bagi gue perjalanan ngerubah segalanya, cara gue bertoleransi berbaur dan mandiri, iya mandiri perlahan gue mulai merubahnya, gue gatau & gamau tau soal berapa lama lagi kita bisa bareng bareng, soal berapa perjalanan lagi yang bakal kita lalaui, gue cuma mau bilang makasih buat semuanya, buat segala hal yang udah kalian buat gua cuma mau menikmati saat ini. menikmati sang fajar yang muncul dari peraduannya di tempat tempat indah yang kita kunjungi. 


sorry buat yang ga kesebut profile nya tangan ane udah pegel nulisnya hehehe lain kali gue bakal posting edisi jalan jalan gue lebih detail hehe. sekian,,





Wednesday 16 September 2015

Aku Lelaki Yang Sedang Memperjuangkanmu

copy blog sebelah..

Sejak memilihmu aku belajar untuk percaya. Meski banyak hal terkadang mencoba membuat ragu. Namun aku paham, aku sudah menempatkanmu menjadi orang terpenting dalam hidupku. Seseorang yang dengan sungguh-sungguh kucintai. Seseorang yang kupaham tak sempurna, namun selalu berusaha memperbaiki diri. Itulah yang membuatku mencintaimu. Aku percaya, dalam hati terdalammu kamu adalah orang yang mengerti bagaimana mencintai. Kamulah yang ingin kujadikan rumah bagi semua pulangku. Dari awal, kamu tahu kita adalah dua orang yang saling meyakinkan satu sama lain. Hal yang membuat kita bisa bertahan sejauh ini.

Namun waktu tidak pernah bisa kita tebak. Terkadang perasaan diuji oleh hal-hal  yang tak pernah terbayangkan. Hal-hal yang membuat kita menjadi lemah dan seolah tidak kuat untuk saling mempertahankan. Padahal kita tidak selemah itu. Kita sama-sama tahu, kita akan selalu bisa saling menguatkan. Tapi hidup selalu punya hal-hal di luar dugaan. Tak mengapa jika tiba-tiba kamu meragukanku. Jika tiba-tiba kamu merasa aku bukanlah yang terbaik untukmu. Aku mengerti, banyak hal yang tak pernah bisa kubuat pasti. Yang aku tahu, aku hanya mampu berusaha sekuat kuatnya aku.

Sekarang tenangkanlah dirimu. Aku akan baik-baik saja. Ijinkan aku membuktikan padamu kesungguhan niatku. Aku akan memperbaiki diri. Aku akan rajin bekerja. Tidak usah beri janji menerimaku apa adanya jika itu berat untukmu. Sebagai lelaki aku paham, banyak yang harus aku penuhi. Aku hanya ingin kamu membiarkanku menjalankan kesungguhanku. Kelak jika apa yang sudah aku perjuangkan tak pernah memenuhi apa yang kamu inginkan. Mungkin aku memang tidak ditakdirkan untukmu. Aku sangat mengerti, aku tak bisa menjadi lelaki yang punya modal cinta saja. Tidak cukup memang.  Kita hidup di dunia nyata, semua butuh hal-hal yang dibeli dengan uang. Alasan mengapa aku harus bekerja.

Semoga segala usaha ini tidak sia-sia. Saat ini aku masih lelaki yang sedang berjuang. Memperjuangkan impianku. Memperjuangkan kamu. Melakukan hal-hal yang membuatku tetap bahagia. Semoga kelak, kamu adalah seseorang yang bersedia menjadi rumah menetapku. Seseorang yang bersedia bersamaku meski saat tua aku hanya mampu memberikan waktu padamu. Meski tidak semua impianmu ternyata terpenuhi walau aku sudah berjuang sepenuh hati. Sebab, aku hanya mampu memperjuangkan takdir, tapi tak pernah bisa memastikan kisah akhir. Apa pun yang terjadi, satu hal yang ingin kukatakan padamu; aku teramat mencintaimu.


Boy Candra | 01/08/2015

Tuesday 15 September 2015

PERAN QUANTITY SURVEYOR DI BIDANG KONSTRUKSI

PENDAHULUAN 
Dalam dunia konstruksi atau dalam suatu proyek pada umumnya terdiri dari beberapa proses pekerjaan besar, yaitu : Proses Perencanaan (Planning), Proses Pelaksanaan (Acting), dan Proses Pengawasan (Supervising). Dalam tahap perencanaan ini seorang Qunatity Surveyor (QS) bekerja.Quantity Surveyor adalah sebuah profesi yang sudah lama dikenal dan memperoleh kepercayaan di banyak negara di dunia, khususnya di negara-negara persemakmuran (commomwealth), seperti di Malaysia namun di Indonesia profesi sebagai Quantity Surveyor hingga saat ini masih kurang dikenal secara luas. Hal ini disebabkan karena baik pemerintah maupun perusahaan swasta Indonesia sebagai pengguna jasa belum dan tidak merasa perlu menggunakan jasa Quantity Surveyor. Selain itu Pemerintah sebagai pihak pembuat kebijakan masih beranggapan bahwa penggunaan jasaQuantity Surveyor masih sebatas sebagai alternatif pendekatan saja.
Sejak tahun 80’an jasa Quantity Surveyor mulai banyak digunakan di proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang dilaksanakan oleh swasta. Perkembangan penggunaan jasa Quantity Surveyortersebut dipengaruhi oleh berubahnya pendekatan pemberi tugas yang merasa penting untuk menghitung besarnya pengeluaran (a.l. biaya perolehan tanah, biaya konstruksi, perijinan, dll) sebelum memulai proyek dan untuk melaksanakan serta menyelesaikan proyek-proyek agar tidak melebihi pendapatan yang akan diperoleh. Selain itu yang membuat profesi Quantity Surveyorberkembang adalah semakin mengertinya para pemberi tugas akan konsep ‘Value for Money’ dalam mengembangkan proyek (Zulfi, 2009)[1].
Penyelenggaraan pendidikan Quantity Surveyor strata D3 di Indonesia telah dimulai pada tahun 2002, namun hingga saat ini jumlah profesional Quantity Surveyor di Indonesia masih belum cukup banyak untuk mememenuhi kebutuhan pembangunan fisik. Saat ini belum ada peraturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur keterlibatan profesi Quantity Surveyor dalam sebuah proyek pembangunan. Profesi Quantity Surveyor di negara tetangga kita Malaysia, cukup populer, mereka mensyaratkan keterlibatan Quantity Surveyor sejak perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan untuk proyek dengan nilai mulai RM 1 million.
PENGERTIANQuantity Surveyor (QS) adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan1.
Quantity Surveying adalah suatu bidang ilmu tentang ekonomi bangunan yang ada kalanya juga disebut Construction Cost Consulting.Menurut Royal Institution of Chartered Surveyor (RICS), profesi QS didefinisikan sebagai:
‘Profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan’[2]PERAN QUANTITY SURVEYORPeran Quantity Surveyor (QS) antara lain :
  1. Memberikan saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran yang ditetapkan oleh pemilik proyek (owner)
  1. Menangani aspek legal pelaksanaan proyek
  1. Membantu pekerjaan Kontraktor sebagai estimator atau manager kontrak.
Jasa Quantity Surveyor (QS) dapat mewujudkan accountability terhadap proyek, memberikan good value for money kepada pemilik proyek yang dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki ruang lingkup kerja mulai dari tahap pra tender, tender dan pasca tender. Quantity Surveyor akan lebih bermanfaat apabila dilibatkan sejak tahap awal proyek/pekerjaan.
Quantity Surveyor membantu Project Manager (PM) menjembatani kebutuhan dan keinginan setiap pihak yang terlibat. (Client, Arsitek, Kontraktor, dan Engineer (Mekanikal dan Elektrikal))
Dengan memiliki pengetahuan tentang biaya dan tata cara serta prosedur kontrak maka seorangQuantity Surveyor dapat memberi saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran biaya yang ditetapkan.
Seorang Quantity Surveyor selain dapat berperan sebagai konsultan profesional dalam membantu pemilik dari segi keuangan dengan mengendalikan biaya proyek serta menangani aspek legal pelaksaanaan proyek juga dapat berperan dalam membantu pekerjaan kontraktor sebagai estimator atau manager kontrak. Dalam hal bertindak sebagai ‘konsultan’ yang memberi saran tentang biaya pembangunan, maka peran Quantity Surveyor sejalan dengan peraturan pemerintah yang hingga saat ini masih berlaku yaitu yang berkaitan dengan Keppres 80 tahun 2003 tentang kewajiban pengguna jasa memiliki harga perkiraan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan secara keahlian (Pasal 13 ayat 1). Namun sayangnya pasal tersebut tidak menyebutkan secara eksplisit keahlian yang dituntut.
PRINSIP  KERJA QUANTITY SURVEYORPeran seorang Quantity Surveyor (QS) dalam suatu proyek dibagi dalam 2 tahap pekerjaan/fase, yaitu :
  1. Tahap Pra Kontrak
  1. Rencana pekerjaan (Project brief)
Rencana pekerjaan (The Project Brief) adalah sebuah dokumen kunci yang berisi arahan, lingkup pekerjaan  dan bentuk kontrak antara pihak-pihak yang terkait. Dalam sebuah proyek konstruksi dokumen ini menjadi bagian dari rencana pelaksanaan proyek. Selain itu, Studi Kelayakan (Feasibility studies) dilakukan pada tahap ini untuk memperoleh gambaran dan kelayakan suatu proyek. Quantity Surveyor memberikan saran kepada owner dari segi ekonomi (Cost Planning, Estimating, Cost Analysis, Cost-in-use Studies dan Value Management ). Tahap selanjutnya adalah Perkiraan Awal(Preliminary estimates). Perkiraan awal dalam hal ini adalah pembiayaan awal diperoleh berdasarkan sketsa awal dari arsitek (data dan sketsa awal).
Menurut Mirza (2009), pendekatan yang digunakan oleh Quantity Surveyor untuk menghitung volume dan merinci pekerjaan umumnya menggunakan aturan baku dalam bentuk yang biasa disebutStandard Method of Measurement (SMM); dikarenakan di  Indonesia belum memiliki SMM sendiri maka biasanya mengacu pada:
  • Hong Kong Standard,
  • Singapore Standard,
  • Malaysian standard
  • UK Standard maupun
  • POMI (Procedure of Measurement International)
Pendekatan dengan menggunakan SMM dan harga yang pernah dikerjakan sesuai harga berlaku saat ini untuk membuat rencana anggaran pada awal kerja dapat dilakukan dengan akurat. 2. DesainPada tahap ini seorang Quantity Surveyor diminta mempersiapkan : 
  1. Perkiraan biaya secara detail (Detail estimates)
Perkiraan biaya secara detil berdasarkan gambar desain dari     arsitek,dan perkiraan pembiayaan ini sebaiknya ditelaah terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada klien.
2. Bill of QuantitiesBila tahap desain dan penggambaran selesai, Quantity Surveyor menyiapkan Bill of Quantities berikut spesifikasinya yang nantinya akan digunakan kontraktor untuk mengikuti tender. Disini Quantity Surveyor bertindak sebagai seorang profesional pembiayaan. Quantity Surveyor dari pihak Kontraktor membantu menyiapkan dokumen tender berikut alternatif harga biaya proyek sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan. Sebuah form atau dokumen perencanaan biaya perlu disiapkan untuk memonitor dan mengkontrol biaya konstruksi selama tahap konstruksi berlangsung.
Bill of Quantities berfungsi sebagai berikut :
  • Sebagai rincian (breakdown) dari harga tender dan berisi informasi dari pihak penender (tenderers);
  • Sebuah perkiraan pengukuran dari pekerjaan untuk harga tender yang nantinya akan digunakan dalam kontrak, merupakan dokumen pengukuran dalam kontrak.
  • Sebuah dokumen akan nilai setiap item pekerjaan. Dasar untk mengukur nilai pekerjaan yang telah selesai untuk keperluan hal pembayaran.
3. Rencana Kerja dan Syarat (Writing of specifications)
Selama tahap desain ini seorang Quantity Surveyor memastikan bahwa biaya proyek tidak melebihi rencana anggaran yang ada. Penambahan item pekerjaan dan pembiayaan sudah diperkiraan dan masuk dalam saving pembiayaan.
Spesifikasi merupakan hal yang sangat penting dan vital bagi suplier, pembeli, dan para pengguna material, produk atau jasa untuk mengerti dan menyetujui semua permintaan dan syarat yang ada. Spesifikasi merupakan sebuah standar yang biasanya direferensikan oleh kontraktor atau dokument lelang yang memberikan detail yang diperlukan tentang sebuah permintaan khusus atau tertentu. Spesifikasi dapat didefinisikan sebagai sebuah pernyataan akan permintaah kebutuhan yang harus dipenuhi dalam procurement dari sumber eksternal. Selain itu spesifikasi juga merupakan permintaan operasional, permintaan kebutuhan, permintaan jasa dan output berdasar spesifikasi. Tujuan adanya spesifikasi ini adalah memberikan kejelasan, keakuratan dan deskripsi yang cukup pada suplier sehingga permintaan dan kebutuhan yang ada bisa diterjemahkan dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan. Seringkali pihak suplier juga dilibatkan dalam negosiasi spesifikasi ini.
3. TenderQuantity Surveyor biasanya terlibat dalam penyiapan dokumen tender. Selain itu seorang Quantity Surveyor juga terlibat dalam menilai tender dan juga dimintai pendapat, saran dan masukan mengenai tipe/jenis kontrak ataupun tentang isi klausul/pasal khusus di dalam kontrak kerja yang akan dilaksanakan.  Quantity Surveyor harus mengerti dan mampu membaca gambar kerja dari arsitek dan enngineer dan pengukuran lapangan sehingga mampu mengukur dan menghitung secara detil dan akurat. Dari pengukuran itu, Quantity Surveyor bisa menilai harga elemen-elemen pekerjaan yang ada sesuai dengan harga yang ada di pasaran. Dengan demikian nilai perkiraan harga tender kontrak dapat dibuat. Hasil ini dapat digunakan klien untuk memilih penender yang sesuai dan baik. 2. Tahap Pasca Kontrak 
  1. Penilaian Lahan (Site valuation)
Penilaian site/ lapangan proyek tentang status proyek  tersebut. Verifikasi pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan oleh kontraktor , yang melibatkan seluruh pihak terkait proyek (Kontraktor, Arsitek, Engineer, Klien).
2. Dokumen Pembiayaan Berkala  (Progress payment)
Dokumen pembayaran berkala (biasanya setiap bulan, tergantung kontrak). Quantity Surveyormenyiapkan dokumen pembayaran ini dengan persetujuan dari arsitek, engineer, dan client. Dokumen dikeluarkan untuk pembayaran ke kontraktor secara berkala selama pekerjaan berlangsung
3. Dokumen Akhir Pembiayaan (Final account)
Dokumen pembiayaan total, diterbitkan di akhir proyek (selesai) dan disyahkan oleh pihak berwenang (pemerintah/ badan hukum). Sebagai bentuk dokumen kerjasama antara kontraktor dan client(referensi pengalaman kontraktor).
4. Saran dan masukan kontrak (Contractual advisor)
Quantity Surveyor adalah penasehat profesional dalam proyek konstruksi . Quantity Surveyormemberikan saran dan masukan dalam pembuatan kontrak kerja konstruksi (jenis, isi/ klausul).
TINJAUAN KHUSUS QUANTITY SURVEYORKemampuan dasar seorang Quantity Surveyor dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Mengukur dan menilai pekerjaan konstruksi
  1. Mengevaluasi hubungan antara waktu dan biaya
  1. Memberikan saran dan masukan dalam procurement, implementasinya dan bidang administrasi
  1. Kontrol biaya
Selain hal-hal di atas, dalam lingkup mengakomodasikan keinginan klien, kemampuan tambahan seorang Quantity Surveyor dalam sektor tertentu antara lain :
  • bisa bertindak sebagai seorang project management atas nama klien
  • mampu menilai, memperkirakan dan mengelola resiko
  • memiliki kepekaan akan aspek legal dan pembiayaan (saran dan masukan akan kontrol biaya)
  • kemampuan presentasi (presentation skills).
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Quantity Surveyor juga harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
  • Mampu membuat kesimpulan dengan baik dan akurat kondisi dari aspek-aspek yang ada
  • Sebagai sumber informasi (information managers)
  • Sebagai konsultan dalam procurement (consultants for procurement)
  • Sebagai akuntan konstruksi (accountants for construction)
  • Sebagai perencana dan pelaksana (strategic planners and implementers)
  • Mampu mengelola resiko (risk manager)
Quantity Surveyor, juga dikenal sebagai Construction Economist, atau Cost Manager,masuk dalam satu tim penasehat profesional dalam dunia industri, yang bertugas :
  • Menyiapkan pembiayaan suatu proyek
  • Memberikan saran dan masukan akan efek/dampak kualitas dari suatu pembiayaan
  • Menyiapkan dokumen kontrak (Bills of Quantities and Cost Control Documents)
  • Merekomendasikan jenis kontrak dan proses pembayaran terkait waktu dan pembiayaan
  • Menyiapkan dan menghitung pajak yang ada
Quantity Surveyor sebagai seorang Konsultan Pembiayaan (Cost Consultant) berperan :
  • Memberikan saran pembiayaan dalam pemilihan material alternatif
  • Memberikan saran pembiayaan dalam pemilihan metode-metode konstruksi
  • Memberikan saran dan masukan akan efek/dampak pembiayaan akan kondisi site
  • Memberikan saran dan masukan tentang kelayakan alternatif-alternatif pilihan site
Sebagai seorang Construction Economists, dalam lingkup penilaian kuantitas seorang Quantity Surveyor menggunakan kemampuannya dalam bidang teknik dan pembiayaan konstruksi untuk memberikan saran dan masukan kepada klien tentang cara paling ekonomis untuk mencapai keinginan klien. Di sini, seorang Quantity Surveyor bisa saja menggunakan bermagai macam metode dan teknik pendekatan, antara lain : Cost Planning, Estimating, Cost Analysis, Cost-in-use Studiesdan Value Management untuk mempersiapkan pembiayaan proyek.
Lingkup Pelayanan (Core servicesQuantity Surveyor :
  • Perencana Biaya (Cost Planning)
  • Life Cycle Costing
  • Value Management
  • Facilities Management
  • Project Management
  • Preliminary Cost Advice
  • Procurement Methods
  • Contractual Advice
  • Tendering
  • Valuation of Construction Work
  • Cost Control & Financial Management
  • Financial Claims & Programme Analysis
  • Dispute Resolution
  • Insurance Advice
Dalam lingkup Pemerintahan di Indonesia, khususnya di bidang konstruksi belum ada spesifikasi secara khusus peran seorang Quantity Surveyor sebagai sebuah aspek dan profesi yang diakui. Namun kegiatan Quantity Surveying ini sudah ada dalam setiap kegiatan proyek konstruksi yang ada dalam pemerintahan. Diharapkan dengan adanya Quantity Surveyor dalam sebuah tim proyek konstruksi atau pun industri, proyek bisa berjalan dengan lebih baik, efisien, terkendali dan sesuai dengan apa yang diinginkan (hasil optimal) klien (owner). Saat ini, profesi Quantity Surveyor di Indonesia mulai berkembang, terlihat dengan mulai munculnya organisasi perkumpulan di bidang ini, yaitu Ikatan Quantity Surveyor Indonesia (IQSI). IQSI ini adalah organisasi profesi bagi Quantity Surveyor atau Praktisi Quantity Surveyor di Indonesia baik bagi yang bergerak di bidang konsultasi, pengembang, kontraktor, pendidikan ataupun bidang lain dalam industri konstruksi pada proyek pemerintah ataupun swasta.
Tujuan organisasi profesi ini antara lain :
  1. Berusaha memberikan persamaan persepsi profesi Quantity Surveyor di Indonesia.
  1. Mengembangkan kerja sama aktif dengan organisasi profesi lain di Indonesia untuk pengembangan pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia.
  1. Menyiapkan standar-standar, yang dapat diterima, dipahami dan digunakan bersama dalam proyek konstruksi di Indonesia.
  1. Peningkatan kualitas praktisi Quantity Surveyor di Indonesia
  1. Menyiapkan dan mengembangkan sistim kualifikasi dan standarisasi profesi Quantity Surveyordi Indonesia
Profesi Quantity Surveyor sering kali dituntut adanya loyalitas dan integritas terhadap perusahaan atau badan dimana ia bernaung. Dalam menentukan analisa, item pekerjaan dan kuantitas sangat memungkinkan untuk melakukan mark up yang dapat merugikan salah satu pihak. Hal ini tentunya menjadi mudah bagi Quantity Surveyor yang teguh dalam memegang komitmen terhadap pekerjaannya.
Seringkali dalam sebuah proyek konstruksi yang melibatkan banyak pihak dan kepentingan (perbedaan persepsi dan interpretasi) timbul berbagai macam konflik dan permasalahan, mulai dari tahap pra kontrak maupun pasca kontrak. Di sini seorang Quantity Surveyor berkemampuan untuk bisa memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian konflik ini (dispute management).
Sumber-sumber sengketa antara lain : Perintah, Nilai tukar, Istilah yang tersirat dalam kontrak, Jumlah yang berbeda, Kondisi kerja, Perubahan perjanjian, Tahapan pekerjaan, Pekerjaan yang sudah selesai tapi tidak berfungsi, Memberikan pekerjaan pada pihak lain, Penundaan, dll.  Dalam hal ini perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut dalam kontrak konstruksi yang ada, yang mungkin saja melibatkan banyak faktor, antara lain : syarat-syarat dan kondisi kontrak, isu teknologi yang digunakan dalam pembangunan konstruksi, karakter dari pihak yang terlibat (personel proyek), nilai pembiayaan dan waktu yang tersedia, realisasi keinginan pihak yang terlibat, faktor lingkungan sekitar proyek, aspek hukum, serta keseriusan masalah dan konflik sengketa yang muncul itu sendiri. Konflik sengketa dan permasalahan tersebut akan memunculkan klaim (claim) dari pihak yang merasa dirugikan, baik secara material maupun non material.
Dasar pengajuan klaim antara lain :
  • Dinyatakan dalam kontrak
  • Surat dan/atau gambar yang memerintahkan perubahan kerja
  • Keharusan yang tidak masuk akal
  • Hak untuk menyelesaikan pekerjaan
  • Hak untuk dibayar
Kategori klaim meliputi :
  1. Dari pemilik/pemberi tugas/pengguna jasa
  • pengurangan nilai
  • percepatan waktu
  • kompensasi atas kelalaian kontraktor/penyedia jasa
2. Dari kontraktor/penyedia jasa
  • tambahan waktu pelaksanaan
  • tambahan kompensasi
  • pengurangan spesifikasi teknis atau bahan
Jenis-jenis klaim antara lain :
  • tambahan biaya dan waktu
  • biaya overhead
  • tambahan waktu
  • kompensasi lain
Beberapa hal yang bisa digunakan sebagai jalan keluar dari permasalahan yang muncul antara lain : mengganti dan memperbaiki dokumen, desain, proses atau metode yang ada untuk penyelesaian masalah antara pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi tersebut. Bila cara-cara negosiasi tidak berhasil, pihak-pihak yang berseteru bisa mendatangkan pihak ketiga untuk melakukan arbitrasi dan atau ligitasi. Tahap terakhir bila sengketa masih tetap berlangsung adalah melewati jalur hukum.
Keterangan : ADR = Alternative Dispute Resolution Techniques ( Penggunaan pendekatan soft skilldalam penyelesaian masalah dan konflik sengketa)
KESIMPULAN Quantity Surveyor sangat diperlukan dalam dunia konstruksi untuk memperoleh hasil konstruksi dengan tingkat efisiensi optimal, hemat, dan berkualitas serta berwawasan pembangunan yang berkelanjutan. Keseriusan berbagai pihak khususnya pemerintah untuk menggunakan Quantity Surveyor sebagai alat yang dapat meningkatkan pembangunan yang lebih efisien hemat dan berkualitas perlu ditingkatkan dengan langkah-langkah yang terstruktur dan ditindaklanjuti dengan adanya perbaikan dan peraturan baru yang mendukung dan memanfaatkan keunggulan Quantity Surveyor dalam sebuah proyek konstruksi maupun industri.
Perlu dimulai adanya spesifikasi dan keterlibatan Quantity Surveyor dalam setiap proyek pekerjaan konstruksi baik skala kecil, menengah, dan besar untuk meningkatkan efisiensi, dan kualitas hasil pekerjaan yang optimal di setiap divisi instansi pemerintahan.
Kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan lembaga yang berkaitan dengan bidang Quantity Surveyor baik yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi profesi, maupun bidang akademisi harus lebih diintensifkan, terintegrasi dan terstruktur, agar kemampuan konsultan, pengawas maupun aparat pemerintah meningkat, sehingga pengguna jasa memperoleh hasil yang optimal.

GUARANTEED MAXIMUM PRICE CONTRACT

Pada saat ini banyak Pengembang menginginkan produknya dibangun secepat mungkin atau sedini mungkin sehingga memungkinkan mereka untuk menjualnya juga sedini mungkin.  Dengan dapat terjualnya produk pembangunan lebih cepat berarti berkurangnya komitmen biaya Pengembang. Hal ini menjadi fenomena umum pada saat ini, dan menjadi salah satu pendorong dunia konstruksi untuk tetap berjalan di tengah krisis ekonomi. Secara umum hal ini cukup baik untuk dunia konstruksi, namun dari sisi pengelolaan proyek atau pengelolaan pembangunan hal ini bukanlah suatu hal yang mudah untuk dikelola. 


Dalam pelaksanaannya, banyak pengembang masih mengandalkan sistim kontrak ‘lump sum'sebagai metode procurement nya. Padahal dengan kondisi dimana waktu perencanaan dan penyelesaian proyek yang sangat terbatas, opsi tersebut kurang tepat. Dengan kontrak ‘lump sum', dimana Pemberi Tugas berusaha untuk memindahkan resikonya kepada kontraktor, maka akan didapat harga kontrak yang kurang ekonomis atau dengan kata lain cenderung mahal. Hal ini dikarenakan kontraktor akan menghargai resiko yang dipindahkan oleh Pemberi Tugas kepadanya. Termasuk resiko atas kurang lengkapnya desain, karena waktu perencanaan yang terbatas. Dengan sistim kontrak ‘lump sum' diperlukan waktu yang cukup lama untuk menyiapkan desain. Hal ini adalah untuk menghindari terjadinya pekerjaan variasi yang berlebihan pada saat pelaksanaan. Waktu perencanaan yang lama akan tidak memungkinkan proyek dilaksanakan sedini mungkin. Untuk mengakomodasi hal ini, beberapa metode procurement yang mengacu kepada sistim ‘fast track'dapat digunakan antara lain:-

•a.    Cost Plus contract, dimana Pengembang membayar kontraktor atas segala biaya yang dikeluarkannya ditambah upah, baik berdasarkan nilai persentase tetap atau dengan upah tetap.

•b.    Management based Contract, dimana Pengembang menunjuk sebuah kontraktor sebagai pengelola pelaksanaan pekerjaan. Kontrak akan mengacu kepada estimasi biaya yang dibuat oleh kontraktor. Dalam pelaksanaannya kontraktor akan melakukan kontrak dengan para kontraktor pelaksana. Nilai kontrak akhir akan didasarkan kepada nilai kontrak akhir para kontraktor pelaksana pekerjaan.

•c.    Construction Management Contract, dimana Pengembang akan membuat kontrak langsung dengan para kontraktor pelaksana dan akan menunjuk Construction Manager untuk mengelola pelaksanaan pekerjaan.

•d.    Kontrak dengan mendasarkan kepada ‘approximate quantities', dimana volume tender dihitung secara perkiraan dan akan dihitung ulang pada akhir pekerjaan sesuai gambar terakhir.
  



Seluruh metode di atas memungkinkan pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan sedini mungkin, yang mana hal ini dapat membantu mempercepat penyelesaian pekerjaan, yang memang diinginkan oleh Pemberi Tugas atau Pengembang. Namun, pada sisi biaya konstruksi semua sistim tersebut tidak memberikan komitmen biaya pekerjaan keseluruhan kepada Pengembang di awal pelaksanaan pekerjaan. Bahkan sistim tersebut membuat situasi Pemberi Tugas atau Pengembang menjadi‘expose' atau ‘open ended' atau terbuka atas biaya akhir pekerjaan. Pengembang tidak akan mengetahui berapa nilai akhir pekerjaannya sebelum ‘Perhitungan Akhir' atau ‘Final Account'diselesaikan. Banyak Pengembang tidak menginginkan hal ini karena akan menyulitkan mereka untuk menghitung biaya pembangunan suatu proyek. Hal ini akan mengakibatkan sulitnya memperkirakan proyeksi rugi/laba suatu proyek. Pengembang atau Pemberi Tugas menginginkan proses pelaksanaan pekerjaan yang cepat dengan kepastian biaya konstruksi yang lebih pasti di awal pelaksanaan pekerjaan.

Diperlukan suatu metode procurement alternatif yang dapat mengakomodasikan pelaksanaan pekerjaan sedini mungkin namun dengan kejelasan biaya konstruksi. Di beberapa negara di Eropa, Australia dan bahkan di Singapura ada alternatif metode procurement yang digunakan sebagai alternatif yang memungkinkan pekerjaan dimulai sedini mungkin dengan komitmen biaya konstruksi tetap terjaga. Sistim itu dikenal sebagai Guaranteed Maximum Price (GMP) atau biasa disingkat menjadi G-Max. Di Amerika Serikat sistim seperti ini dikenal dengan nama sistim ‘Adds Alternate'.

GMP contract adalah alternatif metode procurement yang memberi patokan maksimum harga kontrak untuk suatu pekerjaan berdasarkan suatu desain tertentu. Dengan sistim ini, kontraktor akan menjamin atau ‘guarantee' bahwa total biaya konstruksinya tidak akan melebihi dari nilai GMP yang telah disetujui. Sistim GMP ini bermanfaat untuk digunakan pada proyek atau pekerjaan yang mempunyai kecenderungan adanya perbedaan yang cukup signifikan dari nilai awal kontrak, seperti jika pekerjaan dilelang pada saat perencanaan masih dalam tahap awal atau dalam tahap konsep.

Sebenarnya GMP tidak berbeda jauh dengan kontrak ‘lump sum' yang biasa digunakan. Hal yang membedakan adalah adanya keterlibatan kontraktor dalam perencanaan atau pengembangan perencanaan untuk memastikan biaya konstruksinya tidak melebihi dari nilai GMP. Jadi dalam pelaksanaannya provisi GMP bisa ditambahkan terhadap suatu metode procurement, dari mulai metode tradisional sampai metode alternatif berdasarkan desain ataupun manajemen. Sistim atau provisi GMP hanya membuat suatu batasan biaya maksimum untuk pelaksanaan pekerjaan berdasarkan suatu desain tertentu. Jadi tidak menjadi masalah jika kontrak dibuat secara ‘lump sum'kemudian dikonversikan ke bentuk GMP, sepanjang provisi untuk itu ada dalam persyaratan kontrak.GMP memungkinkan dikuranginya atau diminimalkannya resiko dan menghindari adanya gugatan dari kontraktor atas adanya perubahan pekerjaan atau desain.

Karakteristik dari sistim GMP, secara umum adalah sebagai berikut:-

•1.    Kontraktor berpartisipasi dalam perencanaan atau pengembangan perencanaan. Pengembang atau Pemberi Tugas harus dapat memberikan akses kepada kontraktor untuk ikut serta dalam tahap perencanaan atau pengembangan perencanaan. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada kontraktor untuk memeriksa dan memantau bahwa perencanaan yang dibuat atau dikembangkan masih dalam batasan biaya yang dapat dicapai dalam nilai GMP nya. Dalam pelaksanaannya, Pengembang dapat memberi kesempatan kepada kontraktor untuk:-

•a.       merencanakan sebagian pekerjaan (seperti untuk pekerjaan struktur, M/E dll.).
•b.       mengembangkan desain bersama dengan perencana.

Namun di dalam aturan kontraknya peran kontraktor dalam perencanaan harus diterangkan secara jelas, untuk tidak menjadi rancu dengan sistim ‘Rancang Bangun' atau ‘Design and Build'.

•2.    Kontrol atau pengendalian kualitas harus mengacu kepada hasil akhir atau mengacu kepadaperformance dari produk yang dihasilkan. Hal ini untuk mengakomodasi adanya penggantian atau penyesuaian bahan atau peralatan agar nilai GMP nya tercapai.

•3.    Pengembang dan kontraktor bersepakat untuk membagi hasil penghematan yang didapat.

•4.    Perbadaan antara ‘Nilai Kontrak' dengan ‘Nilai GMP',

Nilai kontrak adalah nilai yang disepakati pada saat kontrak ditandatangani atau disepakati.

Nilai GMP adalah maksimum nilai yang dapat ditagihkan oleh kontraktor pada saat selesainya pekerjaan, sepanjang tidak ada perubahan dari kesepakatan pada saat ‘Nilai GMP' dibuat.

Dalam prakteknya, secara nominal ‘Nilai Kontrak' dan ‘Nilai GMP' dapat sama, namun dari sisi kontraktual mempunyai nilai yang berbada.

Untuk memberi gambaran atas penggunaan sistim GMP, berikut adalah sedikit ilustrasinya:-

Dalam suatu lelang untuk pekerjaan renovasi, penawaran terendah yang diterima dari kontraktor adalah sebesar Rp. 2,5 M. Anggaran Pemberi Tugas untuk pekerjaan tersebut adalah Rp. 2,2 M, dengan adanya kemungkinan pekerjaan tambah untuk modifikasi  sebesar Rp. 500 jt. Pekerjaan harus dimulai segera karena renovasi tersebut sangat dibutuhkan. Pemberi Tugas ingin mengurangi nilai penawaran kontraktor sebesar Rp. 300 jt (menjadi sesuai anggaran), tanpa harus mengurangi lingkup pekerjaan yang dilelangkan, termasuk juga tambahan pekerjaan modifikasi senilai Rp. 500 jt tersebut. Penawaran kontraktor tersebut sudah diturunkan pada saat negosiasi sebelumnya, sehingga sulit untuk meminta pengurangan nilai penawaran lagi dari kontraktor. Situasi seperti ini adalah contoh yang dapat kita gunakan untuk mengkonversi kontrak menjadi sistim GMP.

Dalam situasi seperti ini Pemberi Tugas dapat menanyakan kepada kontraktor,

"Berapa keuntungan yang anda proyeksikan untuk proyek ini?" - katakan, kontraktor memproyeksikan keuntungan sebesar Rp. 150 jt (6%) dari proyek ini, kemudian Pemberi Tugas berkata lagi kepada kontraktor.

"Jadi sebenarnya total biaya proyek ini adalah Rp. 2,35 M, bagaimana jika kami jamin keuntungan anda sebesar Rp. 150 jt, tapi kami minta, karena kami percaya, anda bisa melaksanakan proyek ini dengan nilai di bawah Rp. 2 M dan kita akan bekerja sama untuk mencari jalan untuk mencapai nilai itu. Apakah menurut anda ini suatu hal yang memungkinkan?".

Jika kontraktor menjawab ‘Ya', maka Pemberi Tugas dapat melanjutkan,

"Dapatkah anda menerima Guaranteed Maximum Price Contract dengan asumsi semua penghematan yang didapat di bawah nilai Rp. 2,35 M akan dikembalikan kepada kami?".

Jika jawabannya ‘Ya' maka Pemberi Tugas sudah mendapatkan keuntungan dari penghematan tersebut, yang dapat digunakan untuk membiayai pekerjaan tambah yang ada. Namun, jika jawabannya ‘Tidak' maka Pemberi Tugas harus bernegosiasi dengan kontraktor atas pembagian nilai penghematan tersebut, dapat dengan porsi 75 - 25 atau 50 - 50. Kemudian Pemberi Tugas dapat melakukan negosiasi lagi untuk pekerjaan tambah yang telah diantisipasi.

"Jika kami jamin akan ada pekerjaan tambah sebesar Rp. 500 jt, dapatkah anda mengurangi nilai keuntungan anda untuk setiap penambahan nilai Rp. 250 jt?". Negosiasi dapat terus berlanjut sampai ditemukan suatu kesepakatan dengan kontraktor.

Hal tersebut di atas menggambarkan proses perubahan dari sistim kontrak ‘lump sum' menjadi sistimGMP atau G-Max. Hasilnya mungkin dapat lebih dari yang diharapkan dari sekedar penghematan sebesar Rp. 300 jt. Hal ini dimungkinkan karena situasinya telah berubah dari sekedar Pemberi Tugas dan Kontraktor menjadi ‘Rekan Kerja' untuk mendapatkan hasil yang sama dengan suatu kompensasi atau ‘reward' yang disepakati bersama.

Sistim G-Max dapat dimaksimalkan hasilnya karena, adanya kerja sama (partnership) antara Pemberi Tugas dan Kontraktor. Untuk mencapai hasil maksimal dari sistim GMP atau G-Max semua tagihan kontraktor diperhitungkan menurut harga sebenarnya (termasuk diskon yang didapat) bukan berdasarkan nilai yang didapat dari suatu daftar uraian pekerjaan. Jadi lebih seperti sistim ‘Cost Plus'. Hal ini jelas akan menghilangkan rasa curiga antara Pemberi Tugas dan Kontraktor. Kepastian pembayaran para sub-kontraktor dan pemasok juga dapat terjaga karena kontraktor harus terbuka kepada Pemberi Tugas untuk mendapatkan bayarannya.

Pemberi Tugas memainkan peran yang cukup signifikan di sini dalam melakukan kegiatan penghematan, selain kontraktor yang terus melihat dan memeriksa kemungkinan penghematan dari sisi desain. Masalah biaya konstruksi menjadi lebih mudah dikendalikan ketika semua penghematan akan dirasakan bersama antara Pemberi Tugas dan Kontraktor. Jauh lebih mudah jika hal ini dinegosiasikan dari dua sisi yang berlawanan. Jika semua sistim administrasi pembayaran diatur sebaik dan sedini mungkin, maka hasil positif akan dapat dirasakan, karena kontraktor mempunyai keyakinan atas semua tagihan, baik berupa invoice atau purchase order, akan segera dibayarkan. Masalah yang berkaitan dengan ‘front loading' juga dapat dihindari. Kontraktor juga akan berusaha untuk bekerja seefisien mungkin dengan menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan adanya pemborosan. Namun jika Pemberi Tugas atau kontraktor tidak mempunyai orang yang kuat dalam pengelolaan administrasi ini, maka hal ini akan menjadikan sistim G-Max tidak berjalan dengan baik.

Hal positif lain dari sistim G-Max ini adalah sistim ini dapat menghindari adanya tagihan yang berlebihan atas suatu pekerjaan tambah, terutama jika berkaitan dengan pekerjaan renovasi.

Contoh, jika kontraktor memasukkan perkiraan biaya tambah untuk memindahkan jalur pipa gas terpasang (existing), yang mana tidak seorangpun mengetahui jalur pipa tersebut, sebesar Rp. 50 jt. Katakanlah, biaya sebenarnya adalah sebesar Rp. 10 jt, namun kontraktor tidak mau turun dari perkiraan biayanya itu dan pekerjaan tersebut harus dilaksanakan segera agar tidak menghambat pekerjaan lainnya. Jika dalam kontrak ‘lump sum', Pemberi Tugas tidak mempunyai pilihan yang banyak. Namun dengan sistim G-Max kerugian atau kelebihan pembayaran adalah hanya pada nilai upah (fee) sebesar Rp. 2,4 jt (jika mengacu kepada nilai perkiraan biaya Rp. 50 jt), bukan sebesar Rp. 40 jt.(seperti dalam sistim kontrak ‘lump sum').  Dalam hal ini ada unsur kejujuran antara kedua belah pihak dalam kaitannya dengan nilai pekerjaan. Sistim ‘Cost Plus' ditengarai juga dapat berlaku seperti ini, namun kurangnya unsur kebersamaan (partnership) antara Pemberi Tugas dan Kontraktor akan mengurangi usaha ke arah penghematan.  

Sistim G-Max juga dapat mengakomodasi jika pekerjaan harus dilaksanakan sedini mungkin, dimana gambar-gambar perencanaan belum selesai seluruhnya. Sistim G-Max akan meminimalkan resiko Pemberi Tugas karena kurangnya perencanaan atau desain jika pekerjaan segera dimulai, karena kontraktor tidak memerlukan waktu untuk memperkirakan biaya pekerjaannya untuk disetujui terlebih dahulu.

Demikian sekilas gambaran mengenai sistim Guaranteed Maximum Price (GMP) atau G-Max yang mungkin dapat digunakan sebagai alternatif dari sistim konvensional ‘lump sum', yang sering menimbulkan permasalahan di lapangan, baik di pihak Pemberi Tugas, maupun di pihak kontraktor dan juga pihak pengelola proyek. Sistim GMP ini mulai banyak digunakan di negara regional seputar Indonesia terutama untuk pekerjaan yang banyak mengandung unsur ketidakpastian, seperti renovasi atau refurbishment. by: Mirza Zulfi, BSc.(Hons), MRICS, IQSI